Seulanga Travel – Pada tahun 1996, hanya satu cara menuju kota sabang dari kota pelabuhan malahayati, Aceh Besar dengan menggunakan kapal KM Gurita. Warga yang ingin ke pulau sabang harus rela mengantri, karena tranportasi menuju pulau sabang menggunakan kapal KM Gurita hanya 1 kali sehari. Mereka yang ingin ke pulau sabang harus berebut tiket keberangkatan, apalagi pada saat hari libur atau hari saat ingin memasukin bulan ramadhan atau idul fitri. Mereka ada yang ingin berkumpul bersama keluarga mereka yang ada di sabang da nada juga yang ingin menikmati pesona kota sabang yang indah.

Tanggal 19 Januari 1996 sebelum puasa ramadhan, warga dan wisatawan berebut tiket untuk menuju pulau sabang dari pelabuhan malahayati, Aceh besar. Karena kapal menuju sabang hanya 1 kali sehari, penumpang yang ingin menuju pulau sabang sangatlah ramai, bukan manusia aja yang jadi penumpang di kapal, tetapi juga kendaraan seperti mobil dan truk yang bermuatan ton – ton juga ikut mengisi Kapal KM Gurita.

Pada hari itu penumpang sangat ramai menunggu tibanya kapal KM gurita, pada saat itu kapal akan berangkat dari pelabuhan malahayati pada pukul 18.45 dan tiba di pulau sabang pada pukul 20.30. penumpang berbondong – bondong menuju kapal KM Gurita, mereka semua masuk dengan sangat ramai, ternyata penumpang yang tidak memiliki tiket kapal KM Gurita juga ikut masuk. Tak heran, karena sebelum puasa ramadhan mereka ingin merasakan puasa pertama di kampung halamannya.

Kemudian Nahkoda kapal mempunyikan suara seperti Klakson 4 kali untuk menandakan kapal akan segera berlayar ke pulau sabang. Ternyata muatan kapal KM gurita sudah overload, bukan hanya penumpang yang tidak mempunyai tiket yang masuk, tetapi juga karena muatan kendaraan yang berada di kapal juga menjadi faktor kapal menjadi overload.

Diperkirakan ada 378 orang penumpang yang berada di kapal KM Gurita. Ketika kapal menuju Pelabuhan Balohan Sabang, tiba – tiba kapal terjebak cuaca buruk. Para penumpang kapal KM Gurita mulai panik, suara orang berzikir dan mengucapkan takbir terdengar dari berbagai sudut kapal. Air mulai masuk ke dalam dek kapal. Lampu kapal mulai mati, kapal terus terombang ambingdi tengah perjalan menuju pulau sabang. Sebuah mobil truk yang berisi beton yang sangat berat menabrak pintu masuk bagian depan kapal sehingga pintu terbuka. Tak lama kemudian kapal mulai tak seimbang dan para penumpang mulai berhamburan ke laut.

Dalam waktu sekejap kapal KM Gurita pun tenggelam di dasar laut. Salah satu penumpang yang selamat pada kejadian itu berenang menuju pelabuhan balohan dan memberi kabar ke saudara mereka yang menjadi penumpang KM Gurita kalau kapal tenggelam saat menuju ke pulau sabang karena cuaca buruk. Mereka langsung nangis histeris, kapal boat nelayan langsung menuju ke lokasi tenggelamnya kapal gurita untuk menyelamatkan penumpang yang tenggelam. Namun hampir tidak membuahkan hasil, hanya 39 orang dari 378 penumpang yang selamat dan selebihnya meninggal dunia.

Kejadian tenggelamnya kapal KM Gurita ini sangat menyengat hati rakyat aceh. Pada tanggal 19 Januari selalu membuat mereka mengingat kejadian itu. Jika anda berkunjung ke pulau sabang anda bisa melihat tugu kapal KM Gurita yang di bangun di dekat pelabuhan balohan sebagai saksi bisu kejadian itu. Semoga para korban di beri tempat terbaik di sisi ALLAH. Amin.